Depot Miki Balikpapan

Kalimantan memang menjadi salah satu magnet bagi para pekerja minyak. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki pulau ini membuat banyak perusahaan minyak beroperasi di sini. Balikpapan menjadi kota pertama yang saya singgahi karena menjadi lokasi dimana terdapat bandara utama Kalimantan Timur yaitu Bandara Sepinggan. Kebetulan pesawat saya tiba di Balikpapan pada pagi hari. Saya sebagai pendatang baru di kota minyak ini, tentu saya ingin merasakan rutinitas pagi yang dijalankan oleh warga Balikpapan. Saya mengunjungi salah satu tempat sarapan yang cukup terkenal di Balikpapan yaitu Depot Miki Balikpapan.  


Depot ini memiliki konsep seperti foodcourt dimana kita bisa memesan sendiri makanan kita di stand yang kita inginkan. Setiap kali saya sarapan disini, tempat ini selalu ramai pengunjung. Depot ini menawarkan menu sarapan yang sarat akan karbohidrat kompleks seperti Nasi Kuning, Soto Banjar, Lontong Sayur, Bakmi Ayam hingga Bubur Ayam. Menu favorit saya adalah Nasi Kuning. Nasi Kuning disini agak berbeda dengan Nasi Kuning yang umum saya jumpai di Pulau Jawa. Nasinya agak sedikit lengket karena dicampur dengan beras ketan, serta memiliki citarasa khas Banjar. 

Nasi kuning dengan ikan haruan

Lauk pendamping yang paling menarik disini adalah ikan haruan masak habang (masak bumbu merah). Ikan haruan merupakan ikan predator air tawar (sejenis ikan gabus) yang mempunyai habitat hidup di sungai dan rawa-rawa. Depot ini menjadi salah satu kedai sarapan legendaris di kota Balikpapan. Buka dari jam 7 pagi hingga jam 3 sore WITA. Tempatnya sederhana dan tidak ada pendingin udara, sehingga akan terasa panas dan sumpek jika dalam kondisi padat pengunjung. Bagi kalian yang akan bertandang ke kota minyak ini, jangan lupa untuk sarapan di Depot Miki Balikpapan. 

Depot Miki Balikpapan
Jl. Jenderal Sudirman No.93,
Klandasan Ilir, Balikpapan Indonesia

Belajar Literasi Finansial Sejak Dini

Kecerdasan finansial merupakan salah satu kecerdasan yang sangat dibutuhkan bagi setiap orang. Orang tua saya sebenarnya memiliki literasi finansial yang cukup baik, namun sayangnya kebiasaan ini tidak diterapkan kepada saya sejak dini. Orang tua saya sangat menyayangi saya, akan tetapi cenderung terlalu memanjakan saya. Saya terbiasa dimanjakan dengan fasilitas hidup dan kelimpahan. Namun, hal ini kemudian menjadi bumerang bagi saya sendiri. Saya tumbuh menjadi anak yang selalu bergantung pada orang tua. Saya tidak terbiasa menabung apalagi menyiapkan dana darurat. Hal ini dikarenakan orang tua selalu memenuhi kebutuhan finansial saya, sehingga saya tidak memiliki target dan tujuan finansial di masa depan. Disinilah saya merasa pentingnya literasi finansial sejak dini. Banyak masalah penting dalam hidup saya yang terjadi akibat kurang meleknya terhadap finansial. Salah satunya ketika saya sedang kuliah, orang tua saya saat itu juga mulai memasuki masa pensiun. Mereka secara perlahan berhenti mendukung saya secara finansial. Kestabilan finansial saya makin goyah menjelang semester-semester akhir. Saya akhirnya harus bekerja ekstra keras untuk dapat menopang biaya pendidikan. Saya aktif ikut beberapa proyek dosen, dan mengambil pekerjaan freelance. 


Belajar literasi finansial adalah salah satu keputusan terbaik dalam hidup saya. Sebelum kenal akun Jouska dan Big Alpha, saya memulai literasi finansial dengan membaca buku "Rich Dad Poor Dad" karangan Robert T. Kiyosaki. Buku ini membahas tentang fundamental keuangan yang dapat membuka pandangan kita terhadap persoalan finansial. Dari sini saya perlahan mulai belajar untuk menabung dan mengumpulkan dana darurat. Saya belajar merubah gaya hidup dan membeli yang saya butuhkan, bukan yang saya inginkan. Menurut saya, sudah waktunya lembaga pendidikan formal memasukkan literasi finansial ke dalam pelajaran kurikulum agar kita sebagai generasi milenial menjadi lebih aware dengan pinjaman-pinjaman online yang menyesatkan atau bahkan terhadap situasi darurat Covid-19 seperti saat ini. Selain itu, saya menemukan fakta bahwa literasi finansial perempuan cenderung lebih rendah daripada pria, padahal banyak keputusan aliran dana ada di tangan perempuan (istri). Oleh karena itu, mari kita sadar finansial sejak dini agar masa depan kita menjadi lebih baik.

Ramadan 1441H: An Unusual Experience

Today muslims in the world welcoming special month, it is Ramadan 1441H. We are fasting for a month, keep our thought, heart, eyes and act ...