Pemandangan ini yang biasa saya lihat setiap pulang kantor bila melintasi kawasan segitiga emas Jakarta. Bisa dibilang sepanjang jalan Sudirman-Thamrin ini surganya transportasi publik di Jakarta. Transjakarta, KRL, MRT, LRT (coming soon), kereta bandara, bahkan shuttle bus gratis GR1 dan GR2. Namun, pelayanan transportasi publik kita masih belum terintregasi dengan baik. Jadwal dan durasi perjalanan yang tidak tepat waktu. Resiko antrian, desak-desakan dan berdiri selama commuting pada saat rush hour membuat sebagian masyarakat lebih menyukai membawa kendaraan pribadi. Memang agak sulit untuk merubah mindset masyarakat dari naik kendaraan pribadi ke transportasi publik. Ini karena rasa bangga/prestige naik transportasi publik masih rendah. Menurut saya jalan keluarnya ya pelayanannya harus dibenahi.
Andai pelayanan transportasi publik sudah terintegrasi, aman, nyaman, dan on-time sudah bisa dipastikan semua masyarakat akan beralih ke angkutan umum. Bisa istirahat dan gak perlu mikir bayar cicilan kendaraan tiap bulan. Dari segi finansial pun (asik mulai ngomongin cuan nih), investasi dalam bentuk kendaraan itu tidak menguntungkan. Kita harus bayar pajak per tahun dan kena depresiasi sehingga kalau dijual gak bisa setinggi harga saat kita beli. Apalagi kalau kita belinya nyicil.FYI, pengguna Transjakarta kemarin resmi mencapai 1 juta orang per hari sedangkan pengguna KRL udah 1 juta per hari dari sejak tahun lalu. Ini membuktikan bahwa mindset masyarakat kita sebenarnya bisa diubah secara perlahan. Tinggal diiringi dengan fasilitas dan pelayanannya aja yang harus memadai. Semoga warga di pelosok daerah lain bisa segera merasakan ketersediaan transportasi publik yang aman dan nyaman.